JawaPos.com - Dua tahun berlalu, misteri pembunuhan yang menewaskan Tri Ari Yani Puspa Ningrum alias Arum, tak kunjung terkuak. Mahasiswi Universitas Esa Unggul itu ditemukan tewas di dalam kamar kos, Jalan H. Asmat Ujung, Kompleks Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 9 Januari 2017.
Saat ditemukan, tubuh Arum berlumuran darah dengan dipenuhi luka sayatan. Sedangkan handphone dan laptopnya raib. Kasus yang belum terpecahkan itu seolah menjadi catatan hitam bagi kepolisian, terutama bagi Polres Metro Jakarta Barat. Sudah dua tahun, Korps Bhayangkara belum bisa mengungkap siapa sosok yang tega menghabisi nyawa Arum.
Saat belum lama menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombespol Hengki Haryadi menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk Satgas untuk mengungkap pelaku pembunuhan Arum. "Kami buat satgas khusus untuk mengungkap kasus Arum. Nanti kami evaluasi kembali dari hasil penyelidikan yang sudah ada," tegas Hengki kepada wartawan saat itu.
Namun setelah pernyataannya itu terucap, kasus Arum kembali hilang ditelan ingar-bingar kasus-kasus lain yang diungkap Polres Metro Jakarta Barat. Seolah-olah kasus itu dilupakan begitu saja, atau bahkan dianggap tidak pernah terjadi.
Sementara itu, TKP pembunuhan itu telah berubah 180 derajat. Kamar Arum yang menjadi saksi bisu pembunuhan, kini sudah beralih fungsi menjadi dapur. "Enam bulan setelah pembunuhan. Kamarnya dirombak, sekarang jadi dapur," ungkap Gopir, 29, warga sekitar, Selasa (26/2).
Gopur mengatakan, semenjak kejadian itu kondisi rumah kos berubah. Asep, yang merupakan staf kelurahan Kebon Jeruk, sekaligus pemilik rumah kos merombak total isinya. Ia memasang pintu di lorong bawah yang terdapat empat pintu kamar.
Di lantai atas juga terdapat beberapa perubahan. Salah satunya tambahan dapur di kamar Arum yang kemudian juga dijadikan balkon. Dua bulan setelah kejadian, kos-kosan itu mulai ditinggal penghuni.
"Enam bulan setelah kejadian, si Clivert (WNA) asal Nigeria (yang kamarnya) di samping kamar Arum ikut pindah. Sekarang ia tinggal di apartemen," tuturnya.
Saat dihubungi, ayahanda Arum, Karim Efendi mengatakan, terakhir kali anggota polisi menghubunginya pada 19 Februari 2019 lalu. Namun, polisi bukan memberikan informasi terkait kasus yang menimpa putrinya, melainkan memberitahukan bahwa ada media yang memuat beritanya.
"Ya nih, sudah 2 tahun tapi belum bisa terungkap. Ya ngasih tahu kalau ada wartawan yang ngangkat berita tentang Arum," terangnya.
Kepada Karim, polisi tersebut mengaku semakin semangat dengan adanya pemberitaan itu. "Jadi dengan adanya pengangkatan berita, katanya menambah semangat lagi," imbuh Karim
Karim berharap, kasus yang menimpa putrinya tersebut dapat segera terungkap. Sebab, pembunuh putri kesayangannya masih berkeliaran di luar sana. "Saya harap (bisa cepat diungkap) karena sudah lama. Semua saya serahkan sama anggota kepolisian yang menangani," ucapnya.
Secara terpisah, Kasubbag Humas Polrestro Jakarta Barat Kompol Martson Marbun mengatakan, kasus pembunuhan Arum itu masih tetap ditangani. "Masih lanjut. Masih upaya-upaya ungkap," kata mantan Kapolsek Kebon Jeruk itu.
Editor : Dida Tenola
Reporter : Yogi Wahyu Priyono
Copy Editor : Fersita Felicia Facette
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Dua Tahun Belum Terungkap, TKP Pembunuhan Mahasiswi Sudah Jadi Dapur - Jawa Pos"
Post a Comment