Search

Membangun Pola Pikir dari Dapur


Membangun Pola Pikir dari Dapur

CANDISARI - Konsep dapur dalam masyarakat Bali sangat penting. Dapur menjadi ruangan yang sakral dalam keseluruhan bangunan tempat tinggal. Bagi orang Bali, dapur merupakan ruangan suci, selain tempat ibadah. Dapur yang dimaksud merupakan konsep dapur tradisional dengan segala macam peralatan memasak. Karena itu, orang Bali saat mendirikan sebuah tempat tinggal selalu menjadikan dapur yang pertama dan utama.

Penulis Buku Revolusi dari Dapur, Dede Kresna Nata Dwijaksa mengatakan, segala sesuatu dalam kehidupan pasti memiliki kesemrawutan atau keruwetan. Semua keruwetan tersebut, menurut keyakinan orang Bali, akan larut atau terurai di dalam dapur. Dari dapur, pola pikir kehidupan manusia bisa terbangun. Segala keputusan dan ide terbaik dapat terlahir dari dapur. ”Titik terbaik untuk mengurai segala kesemrawutan hidup terletak di dapur. Menjadikan dapur sebagai tempat penting bagi seseorang. Segala pekerjaan yang diselesaikan di dapur tradisional menghasilkan abu.

Abu ini mewakili filosofi pertama dalam siklus kehidupan dan rantai makanan. Abu berasal dari tanah, bila ditaburkan kembali ke tanah akan memunculkan cacing yang menjadi sumber makanan dari ayam. Selanjutnya ayam akan dipelihara atau menjadi bahan konsumsi manusia, dan seterusnya,” papar Dede Kresna saat menjadi narasumber seminar ”Revolusi dari Dapur, Membangun Edukasi Kebijakan dan Politik pada Generasi Muda”, yang digelar di aula St Raphael, kompleks SMASt Louis, Rabu (17/10).

Ia mengaku cukup prihatin dengan kondisi saat ini, masyarakat telah beralih dan mulai meninggalkan budaya-budaya tradisional. Menurutnya, justru dari hal yang sederhana tersebut kehidupan manusia lebih baik dibandingkan saat ini. ”Manusia selalu menginginkan sesuatu yang cepat dan instan. Segala sesuatu saat ini serba canggih, membuat mereka tidak mau kembali kepada hal-hal yang sederhana namun sakral dan penting. Anehnya, mereka tidak mau untuk cepat-cepat mendapatkan sakit dan mati,” kata pemilik Rumah Intaran di Bali tersebut.

Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Pertahanan (Unhan), Donny Yoesgiantoro mengungkapkan, ada beberapa kearifan tradisional yang telah ada sejak dulu dan perlu dilestarikan. Revolusi dari dapur bertujuan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang sudah dipikirkan oleh generasi tua.

Saat ini, imbuh dia, sudah sangat jarang sekali ada dapur yang memiliki abu. Sejak beralihnya masyarakat menggunakan peralatan modern. ”Bagi orang-orang yang masih mempertahankan dapur tradisional, akan dianggap kampungan dan ketinggalan jaman. Ketakutan untuk tidak populer ini yang kemudian memaksa mereka ikut arus untuk berubah, agar menjadi populer. Padahal kalau mau, seseorang masih bisa menanak dengan kayu bakar dan memasak dengan minyak kelapa,” ucap dia. (ary-48)


Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/135604/membangun-pola-pikir-dari-dapur

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Membangun Pola Pikir dari Dapur"

Post a Comment

Powered by Blogger.