Search

Emak-emak Tinggalkan Dapur Demi Silat - Pikiran Rakyat

SUARA gendang dan terompet ternyata mampu mengundang sejumlah emak-emak di Sukabumi untuk turun ke lapangan. Bahkan pekerjaaan di dapur pun mereka tinggalkan demi bisa ikut ibing silat, yang digelar di Gedung Pusat Kajian Islam, Cikembar Kabupaten Sukabumi, Minggu 31 Maret 2019.

Olah raga bela diri  khas bangsa Indonesia ini, tidak hanya disukai anak-anak dan remaja. Tapi kini mulai merambah ke ibu-ibu rumah tangga (IRT).

Buktinya, belasan emak-emak meramaikan  Gebyar Seni Ibing Silat Sukabumi Raya. Kendati tidak selincah semasa muda dulu, tapi gerakan jurus-jurus silat  yang ditampilkan para pendekar sepuh itu, cukup memperoleh apresiasi ratusan pendekar muda yang memenuhi Gedung Pusat Kajian Islam, Cikembar.

Begitu terdengar  gendang dan terompet mendayu-dayu,  satu persatu ibu-ibu menyingsingkan lengang baju kampretnya, lalu   turun ke lapangan.  Gerakan  jurus  yang diperagakannya  memperoleh apresiasi para pendekar muda. Sejumlah undangan yang menghadiri pentas seni ibing silat seolah terhipnotis.

Bahkan Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sarjono, dan Ketua Ketua Ikatan Pencak Silat Indoensia (IPSI) Jabar, Phinera Wijaya, turut menghentak-hentakkan  kaki sambil  kedua tangannya pepeta menirukan jurus-jurus para pendekar manula itu.

Penonton terus-menerus memberikan semangat mengiringi ritme suara kendang dan terompet saat para pendekar emak-emak ngibing.

Kehadiran para pendekar kali ini, tidak hanya meramaikan festival ngibing. Tapi memperlihatkan tekad dan semangat untuk turut ngamumule budaya karuhun.

Pokona reueus, melihat ibu-ibu pintar ngibing silat. Ternyata silat tidak hanya mulai digemari pelajar di Sekolah Dasar dan remaja.  Tapi  ibu-ibu yang sehari-hari di dapur, mengurus anak dan suami mulai kembali belajar silat,” kata Phinera Wijaya.

Phinera Wijaya salah seorang pendekar Jawa Barat, Mang Ica mengatakan, kita harus mulai mau meninggalkaan istilah “kebun tetangga lebih indah dibandingkan kebun sendiri”.  Jangan bangga dengan olah raga bela diri  negara asing, tapi harus memulai  bangga dan belajar olah raga bela diri negara  sendiri.

“Apalagi silat sudah sejak dulu ada dan terus berkembang secara turun temurun hingga saat ini. Masyarakat harus  sadar dan memiliki mewajiban ngamumule seni dan budaya sendiri. Di antaranya bela diri pencak silat ,” katanya.

Phinera Wijaya mengatakan tidak hanya diikuti emak-emak,  tetapi festival juga dihadiri  anak-anak sebagai peserta.

"Untuk mendukung, IPSI  telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Jabar akan membangun gedung pencak silat. Gedung nantinya bukan hanya menjadi sarana latihan, pembinaan, dan pengembangan pencak silat bertaraf internasional, tapi juga akan menjadi destinasi wisata baru Jabar," katanya.

Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono mengatakan pencak silat merupakan  budaya jati diri bangsa yang wajib dilestarikan. Selain itu pencak silat  harus dikembangkan dan diajarkan kepada generasi penerus bangsa sebagai warisan bangsa. *** (Ahmad Rayadie/ PR)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2019/03/31/emak-emak-tinggalkan-dapur-demi-silat

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Emak-emak Tinggalkan Dapur Demi Silat - Pikiran Rakyat"

Post a Comment

Powered by Blogger.