Sehari sebelumnya, warga Wamena, Kabupaten Jayawijaya melakukan aksi nyala 1000 lilin untuk Clarita yang dilakukan di depan Mapolres Jayawijaya. Kebanyakan hadir dalam aksi itu adalah komunitas anak sekolah minggu dan pelajar di Wamena.
Pendeta Emi Titiheru selaku koordinator aksi 1000 lilin Clarita menuturkan aksi tersebut dilakukan sebagai wujud duka mendalam dari anak di Wamena.
"Harusnya orang tua itu menjaga anak-anak sebagai titipan dari Tuhan. Agar anak dapat dilindungi dan disayang dengan baik," jelasnya.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Piet Reba mengatakan pelaku kekerasan terhadap Clarita adalah ibu kandungnya sendiri bernama Rolina Wahana yang saat ini sedang hamil 7 bulan. Sang ibu telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Dalam pemeriksaan sementara, pelaku mengakui perbuatannya yang menganiaya korban secara fisik dan psikis terhadap korban sejak September 2017," ujar Reba.
Claritha Tehila Agatha Cristie Tana, gadis cilik 9 tahun menjadi korban kekerasan ibu kandungnya hingga tewas. Ia menghembuskan nafas terakhir pada 19 Januari 2018, atau dua hari setelah dirawat di RSUD Wamena, akibat luka di sekujur tubuhnya.
Dalam penelusuran polisi, Claritha dianiaya sejak September 2017, mulai dari dipukul, ditampar, diinjak, hingga disiram air panas pada kepala dan tubuhnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Baca Lagi dong http://regional.liputan6.com/read/3234978/gadis-cilik-papua-korban-ibu-kandung-sering-disekap-di-dapurBagikan Berita Ini
0 Response to "Gadis Cilik Papua Korban Ibu Kandung Sering Disekap di Dapur"
Post a Comment